Monday, May 25, 2009

SABAR BIL HIKMAH


“Dan sesungguhnya Kami akan memberikan balasan kepada orang-orang yang sabar dengan pahala yang lebih baik dari apa yang telah mereka perbuat.” (QS: An Nahl:96)
Sabar sering diidentikan sebagai sikap menahan diri baik berupa fisik ataupun non fisik. Sikap sabar bukan berarti diam, dan pasrah menerima nasib. Sabar adalah mengendalikan diri dari perbuatan tercela.

Sabar bukan pasrah menerima nasib tanpa berbuat apa-apa. Tapi upaya yang dilakukan untuk men­capai apa yang diharapkan.

Jujur saja, sabar ini mudah sekali diucapkan, tapi setengah sungguh berat menjalankannya. Karena itulah, hadiah dari kesabaran luar biasa besarnya. Beberapa ayat dalam Al Quran menye­butkan bahwa pahala kesabaran lebih baik dari apa yang selama ini diberikan, bahkan tanpa batas.

Rasulullah adalah seorang yang amat terkenal karena kesabarannya. Itulah sebanya beliau disebut sebagai ulul azmi. Salah satu sikap yang ditunjukkan beliau, yakni ketika diembargo oleh bangsa Quraish. Rasulullah tidak pernah menyerah dan pantang putus asa. Rasul terus berupaya untuk berjuang, dan perjuangan itu akhirnya berhasil walau­pun menempuh waktu lama. Pertolongan akan diberikan Allah swt kepada orang-orang yang sabar. Bahkan Allah bersama mereka (orang-orang yang sabar). Jadi, rahmat, petunjuk, limpahan berkah untuk orang-orang yang sabar.

Membayangkan kenikmatan tiada tara ini,tentu saja kita ingin sekali jadi orang sabar. Nah, inilah hal-hal yang diperlukan dalam membentuk kesabaran:

1. Puasa. Islam banyak menganjurkan kita untuk berpuasa. Di sini kesabaran dan kejujuran kita diuji. Dengan sabar, kita rela dan ikhlas berlapar-lapar dan menahan dahaga, sampai waktu nya tiba. Kita juga dilatih kejujurannya, walaupun tidak ada yang melihat tindak-tanduk kita, dengan ikhlas kita jalani. Karena kita yakin Allah maha melihat.
2. Menghindari diri dari hal-hal yang membangkitkan nafsu. Misalnya menahan segala sesuatu yang membangkitkan keinginan yang ber­lebihan. Misalnya ingin memiliki jam tangan, sepatu atau barang-barang bukan kebutuhan primer yang harganya sangat mahal. Jangan besar pasak dari pada tiang.
3. Bersikap qona'ah (merasa cukup). Bersyukur dengan apa yang didapat sekarang.

No comments:

Post a Comment